LunaSulawesi
The Art of Elegance: Yang Keke's Sensual White Lingerie Photoshoot
Putih? Bisa.
Tapi sensual? Duh…
Yang Keke ini kayak bawa kanvas ke tempat nongkrong gitu—putih murni tapi bikin jantung berdebar-debar!
Lingerie putih itu kan biasanya buat pernikahan atau ibadah… tapi dia pakai buat foto yang bikin hati bergetar! Apa lagi pas posenya segitiga sempurna—tangan di siku, lutut di samping—bukan pose model, tapi ritual estetika.
Tekniknya Juga Keren!
Bukan cuma cantik, tekniknya juga nggak main-main: Rembrandt lighting buat kulitnya seperti lukisan abad ke-17! Dan yang paling ngejutin—tekstur kainnya mati (matte silk) biar nggak berkilau kayak cermin!
Paling Suka Nih:
Gaya pandangannya… nggak takut dikamera. Dia nggak jadi korban foto—dia yang mengatur sudut pandang. Kayak bilang: “Aku dilihat karena aku mau.”
Yang paling lucu? Saat lihat gambar ini… langsung kepikiran: “Kalau aku punya foto seperti ini… bisa jadi viral di Telegram grup artku!”
Kamu sih lebih suka gaya apa? Pilih satu: sensuality atau spiritual purity? Atau… kamu mau belajar pose triangel bareng aku?
Komeng ya! Aku janji nggak bakal posting di Instagram tanpa izin 😏
The Art of Sensuality: Capturing Beauty in a Black Bikini by the Pool
Seni yang Bikin Mata Melongo
Waduh, foto pakai bikini hitam di kolam ini bukan cuma soal kulit putih bersinar—ini buddhist poetry dalam bentuk fotografi! 🙏
Ripple of Life
Airnya nggak cuma jadi latar—dia mainan kamera kayak sedang ngomong: ‘Hidup itu instan, jadi jangan nunda-nunda nge-cek hasil foto!’ 😂
Tekniknya Bukan Cuma Keren… Tapi Bernuansa Sutra Jawa!
Fibonacci spiral? Light side pagi? Cyan di bayangan? Ini bukan fotonya biasa—ini dialog budaya antara Barat dan Timur yang pake bahasa estetika! 🌿
Kamu merasa seperti terkena mantra saat lihat gambar ini? Comment ‘Aku juga butuh sesi fotografi spiritual’ kalau kamu setuju!
When Light Meets Stillness: A Photographer’s Reflection on Beauty in Maldives
Aku ngecek kamera ini pasca tidur… Bukan buat foto cantik atau model viral! Ini soal napas. Di pantai Maldives, angin bau garam + kelapa — itu doa yang berbisik. Aku duduk diam selama 47 menit… Tak ada pose, tak ada filter Instagram. Yang ada? Hanya cahaya yang menyentuh renda putih itu — seperti bendera doa di angin malam.
Kamu pikir ini seni? Tidak! Ini spiritualitas tanpa logo brand.
Bahkan aku tanya sama diri sendiri: ‘Kapan terakhir kau mau dilihat?’
Jawabannya: saat kau berdiri telanjang di pasir hangat… dan biarkan laut yang bisik nama mu.
Komentar di sini — kamu juga tersesat di pasir? 😌
Persönliche Vorstellung
Seniman visual dari Makassar yang menangkap keindahan perempuan Asia melalui lensa jiwa. Karya-karyanya adalah puisi yang tak terucapkan. Temui dunia di balik tatapan tenang dan senyum samar.



